Passion Project : Supaya Gak Nyasar!

Photo by Andy Beales on Unsplash

Kalo ngebahas passion pasti bakalan panjang banget. Mungkin lo malah gak mau lanjutin baca tulisan gue setelah paragraf ini, atau lo scrolling ke bawah memastikan akan sepanjang apa sih tulisan gue.
.
.
.
HA! Yang beneran scrolling, re-share tulisan ini ya.. ehehe. Gak ding! Tapi kalau mau sedekah, makasih ya =)

Passion diartikan sebagai hasrat atau gairah atau keinginan yang menggebu. Berbekal 1 menit Googling sebelum gue mulai tulisan ini gue dapet info kalau passion asal mula katanya adalah pati dari bahasa Latin, yang artinya penderitaan. Lalu kenapa dari penderitaan bisa berubah menjadi hal yang sekarang paling banyak dikejar sama para millenial? Bahkan beberapa studi mengatakan bahwa kaum milenial rela berpindah-pindah kerja hanya sekedar mencari yang namanya passion.

Gue mengartikan passion sesederhana menjadi hal yang gue sukai. Yaitu kegiatan/ilmu yang gue pelajari di setiap harinya. Dalam misi pencarian passion ini, gue akhirnya suka baca beberapa artikel menarik di internet dan juga nonton Youtube. Gak jauh-jauh hanya untuk dapat gambaran seperti apa sih orang yang passionate itu. Video tentang passion yang menggugah gue tonton 9 tahun lalu, video TedX Jakarta pas sesinya Barry Likumahuwa. Kalau mau nonton, lo bisa lihat videonya disini.

Barry bilang, "Musik di Indonesia kebanyakan masih sebagai hiburan, sedangkan di negara lain musik juga digunakan untuk menyampaikan sebuah misi." Dari kalimat itu sebenernya passion gak terbatas sama hal yang sehari-hari/rutinitas, tapi juga yang diluar itu. Musik adalah kegiatannya, menyampaikan pesan atau misi adalah gairahnya. Nah, gara-gara itu gue jadi mulai belajar hal yang ada diluar keseharian gue karena mungkin passion gue bukan dari apa yang gue lakukan melainkan impact-nya buat orang lain. Gue rasa hal ini juga dilakuin sama banyak orang dengan dalih mengejar/mencari passion.

Tapi gue gak mau tersesat di lika-liku dunia yang sangat besar ini. Hal yang bisa dipelajari dan diketahui itu banyak banget. Setiap kegiatan tentunya menghasilkan kesenangan tersendiri. Lalu passion ada dimana? Kembali lagi ke kata dasar passion yaitu penderitaan. Deket banget sama sengsara dan berkorban.

Buat lo yang suka desain grafis pasti udah ngalamin menderita gak dapet ide atau begadang berhari-hari demi sebuah project. Untuk sebagian orang lainnya, ada juga yang menderita baca banyak artikel tentang hal yang disukai padahal mata sudah berair karena ngantuk. Atau curi-curi ngerjain/belajar sesuatu yang bukan pada waktunya. Yes, that is passion (at least in my opinion). Passion, sesuatu yang bikin menderita tapi gue tetep mau ngejalaninnya.

Setelah baca lebih banyak lagi, gue nemuin satu metode untuk mengukur sejauh mana lo passionate sama sesuatu. Well, sebenernya gak terukur banget. Tapi dengan cara ini gue bisa memilah hal mana yang gue perlu lanjutin dan mana yang cuma sekedar iseng aja. Gaulnya, gak passion-passion amat lah. Metode ini namanya Passion Project.

Caranya mudah banget! Kalau gue pake sistem mind mapping supaya gue bisa tau apa aja yang lagi gue pelajari dan sejauh mana gue mengejarnya. Karena gue baru 2 minggu pakai metode ini, jadi topiknya belum semuanya terisi. Dan karena 2 minggu belakangan ini gue lagi banyak belajar tentang kopi, maka contoh mind map nya bisa dilihat kalau kopi mengisi 95% diagramnya.

Bikinnya pakai aplikasi SimpleMind

Peraturannya adalah dengan menyisihkan waktu yang dikehendaki untuk mengisi salah satu cabang dari daftar yang mungkin jadi passion lo. Kalo gue, saat bikin ini yang kepikiran ada 3 yaitu tentang lari, kopi dan fotografi. Maka 3 hal ini dulu yang gue tulis. Karena gue belum belajar tentang teori menulis makanya blogging belum gue masukin ke daftar passion. Gue menyisihkan 15-30 menit setiap hari untuk belajar sesuatu dari tiga cabang tersebut. Hasil yang dipelajari dicatat dalam bentuk mind map. Namanya juga mapping maka tujuannya adalah supaya gak kesasar.

Di internet kita bisa menemukan puluhan juta artikel yang berhubungan dengan apapun yang kita mau cari. Karena waktunya sempit, maka gue perlu membuat pencarian ini lebih spesifik. Misalnya ketika gue pengen belajar soal coffee roasting, gue udah tau udah belajar sampai mana dan tinggal cari lanjutannya.

Kata kuncinya adalah semakin lo berminat untuk menggali, maka semakin luas dan dalam mind map nya. Dengan demikian gak perlu diragukan lagi passion-nya apa. Kalau kita udah tau passion, pilihannya kembali ke diri masing-masing, hanya ingin menjadikannya sebuah hobi dan kesenangan pribadi, atau menghasilkan keuntungan dari sana, atau ingin menyedekahkan ilmunya saja untuk orang lain. Di level ini passion udah gak lagi bikin menderita, tapi bikin bahagia.

---

Gue lagi nyari temen yang mau ngembangin Passion Project ini bareng sama gue. Tentunya dengan cara masing-masing. Siapa tahu diantara gue dan lo nantinya bisa ada passion yang dikawinkan menjadi sesuatu yang lebih berguna. Dare to try??

Bagi yang tertarik bisa kirim email ke gue , atau bisa juga DM di instagram @teguhmanto. Nanti kita bahas bareng informasi apa bisa kita tukar dan semoga bermanfaat.

That's all from me, hope you guys can enjoy my writings. See you on the next topic. Ciao!


Jakarta, 30 Januari 2019
@teguhmanto

Comments